Sistem Perhitungan Hasil Pemilu (Real Count)

Pemilihan Umum (PEMILU) sudah menjadi agenda rutin untuk memilih presiden & wakil presiden, gubernur, bupati / wali kota, DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kab/Kota, dan juga pemilihan anggota DPD RI.

Pemilu yang mahal

Pemilihan umum yang dilaksanakan di Indonesia saat ini menjadi sangat mahal baik bagi peserta maupun pemerintah dikarenakan :

  • Jumlah pemilih yang besar, sehingga membutuhkan alat peraga kampanye dan juga sarana pemilu yang banyak
  • Wilayah yang luas. Indonesia memiliki wilayah yang luas dengan beragam demografi sehingga menjadi kendala tersendiri untuk persiapan, pelaksanaan, dan pengumpulan hasil pemilu
  • Membutuhkan personil yang banyak. Pemilih yang besar dan demografi yang menyebar membutuhkan banyak tim untuk menjangkaunya sehingga biaya untuk SDM ini sangatlah besar. Seringkali karena besarnya biaya untuk team ini peserta pemilu tidak mampu memenuhi kebutuhan SDM di semua wilayah.

Rawan Kecurangan

Proses yang panjang, waktu yang lama, dan luasnya cakupan seringkali dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan kecurangan. Celakanya pihak yang dicurangi meski tahu ada kecurangan tapi tidak mampu membuktikan. Semua itu karena tidak tersedianya bukti yang cukup. Saat ini KPU masih menggunakan dokumen manual sebagai alat yang sah untuk menghitung hasil pemilu sehingga peran dokumen fisik menjadi sangat vital.

Mencegah kecurangan

Untuk mencegah terjadinya kecurangan, salah satunya adalah pemanfaatan teknologi khusunya dalam proses perhitungan. Namun demikian banyak kasus penggunaan teknologi yang kurang tepat karena yang terjadi penyedia sistem kurang paham politik dan peserta pemilu kurang paham teknologi sehingga ada permasalahan yang kurang diantisipasi. Permasalahan apakah itu :

  • Mekanisme pengiriman data. Tidak semua wilayah terjangkau jaringan telekomunikasi dan teknologi yang akan digunakan
  • Kecakapan SDM. Sering kali SDM yang terlibat dan dibutuhkan untuk pengiriman data ini gaptek, sehingga tidak mampu menjalankan instruksi yang dibebankan.
  • Keterbatasan perangkat. Tidak semua SDM yang ditempatkan memiliki perangkat yang memadai untuk menjalankan tugasnya.
  • Bottleneck system. Penggunaan sistem ini dalam waktu serentak dengan jumlah pengguna yang besar sehingga potensi sistem akan ngadat.

Solusi

Kami menyediakan mekanisme dan sistem yang memungkinkan bisa mengatasi permasalahan tersebut diatas.

Jika Anda tertarik, hubungi kami. (Hartono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *